“SAHABAT”
Hey kamu! Iya, kamu yang dulu kuanggap sebagai sahabat sejati. |
Sudah sangat lama kita
tak saling sapa seperti dulu. Tak terhitung berapa banyak jarak dan waktu yang
memisahkan antara aku dan kamu. Hari demi hari telah kita lewati hingga hari
ini aku memikirkan untuk merindukanmu kembali.
Telah banyak yang telah
kita lewati bersama, tentang kenangan pahit dan manis yang pernah kita lalui.
Umur kita memang berbeda beberapa hari, memang wajar keegoisan pasti ada dalam
sebuah hidup. Saya percaya setiap manusia bisa egois. Dan yang menyebabkan kita
berubah cuman satu “EGOIS”. Kau yang pernah kusebut sahabatku, adikku, maupun
kakakku. Tapi, seringkali hal terkecil pun kau permasalahkan dan kau ceritakan
kepada orang lain. Mungkinkah kau pantas ku sebut seorang sahabat??
Jik dulu kau yang ku
anggap istimewa namun sayangnya kau tak percaya. Dan sekarang kau menganggapku
istimewa ya istimewa jika pemeran utama dalam duniamu hilang baru kau datang
kepadaku. Yah, sepertinya aku trauma akan menyayangi lagi, dan kadang aku
berpikir muak akan yang namanya CINTA, DICINTAI, KASIH SAYANG, MENYAYANGI,
DISAYANGI. Tapi pikiran itu hanya terbesit saat aku marah, setelah aku berpikir
akan hal yang pernah membuatku bahagia, aku bisa melupakan perlakuan
menyakitkan yang pernah kau lakukan wahai SAHABAT.
Menjadi sahabat yang
baik yang tak pernah mengikuti keegoisan itu susah. Dulu aku selalu
memperhatikanmu, namun sayangnya perlakuanmu selalu menggores hatiku;( Ya aku
MUAK akan semua itu, dan disaat aku mulai mengacuhkan mu, BAGAIMANA RASANYA?
Nah, itu yang aku rasakan dulu. Ketika aku memperhatikan mu untuk segala nya,
sekedar melihatmu dari jauh disaat aku sibuk, dan perlakuanmu membuat aku
kecewa dan enggan untuk menemuimu kembali. Namun aku pernah menjauhimu seperti
yang aku inginkan tapi itu sangatlah sulit , karena aku aku tak mau mengikuti
semua keegoisanku. Tapi sayangnya kau anggap aku mempermainkan hatimu! Coba
saja kau pikirkan sedikit demi sedikit potongan kejadian yang kau anggap aku telah
mempermainkan mu wahai Sahabat. Dan jika kelak kau sadar akan potongan kejadian
yang telah kau gabungkan maka lihatlah apakah memang benar aku mempermainkanmu?
Atau kau telah mengerti bagaimana cara ku menyayangi seseorang. Hidupku seperti
DRAMA di sebuah novel, penuh permasalahan namun mempunyai akhir bahagia. AKHIR
BAHAGAI? TIDAK. Semua berakhir dengan air mata, karena semua akan meninggalkan untuk
pergi. Karena itulah TAKDIR, yang hidup pasti akan mati.
Dan ya aku ingat satu
hal apa yang membuatku berubah, aku memang tak meyaksikan langsung ketika kau
bercerita tentang ku kepada orang lain entah itu cerita buruk maupun cerita
baik tentang ku. Dan aku berterima kasih karena dengan cerita-ceritamu itu
semua orang telah membenciku bahkan menganggapku seperti SAMPAH. Itulah yang
aku rasakan. Tapi tetap saja aku tak bisa menjauhimu, meskipun aku muak, marah,
dan membencimu. Tapi sayangnya aku terlanjur menyayangimu SAHABAT. Masalah
dihidupku bukan hanya tentang sebuah persahabatan.
Bernostalgia akan pertama
kali kita bertemu memang sangatlah konyol. Sejauh ini, aku masih nyaman-nyaman
saja dengan dirimu SAHABAT. Aku masih bisa menghargai segala kekurangan dan
kelebihan yang kau miliki. Sekali lagi, aku hanya berusaha memaklumi mu.
Tapi kenapa hampir
setiap saat kita bersama kau melakukan hal yang menyebalkan diakhirnya?
Seringkali aku bertanya-tanya, apa yang sebenarnya kau mau dariku?
Dan aku yakin semua
pertanyaan akhirnya menemukan muaranya.
Kau terbukti tak sebaik yang kukira. Mungkin saja ketika aku bertemu dan
mengacuhkanmu kau berpikir aku mengabaikanmu. Tapi disaat itu aku merasa
menyapamu merupakan trauma tersendiri bagku.
Aku sendiri tak paham
kenapa semua ini bisa terjadi padaku. Masalah kecil yang kau ceritakan kepada
orang lain dan mereka mempertanyakan lagi padaku tentang cerita yang telah kau
ceritakan yang akhirnya menimbulkan perdebatan dan masalah baru antara aku dan
mereka. DRAMA SEKALI. Masalah kau dan aku menjadi masalah aku dan mereka!!
Maslah kecil yang berubah menjadi besar. Jarak kecil antara aku dan kamu
semakin menjauh karena kesalahanku dan kamu. Aku tak pernah menyalahkanmu
tentang kejadian ini, aku tak pernah menjatuhkanmu ketika banyak orang yang
bertanya akan kita wahai SAHABAT.
Bahkan aku tak pernah
bercerita tentang permasalahanku dengan mu terhadap orang lain. Disaat semua
orang bertanya tentang kita aku hanya menjawab “KITA BAIK-BAIK SAJA”. Masalahku
tak ada hubungannya dengan orang lain. Ah, tapi sudahlah SAHABAT! Memang aku
tak pernah membencimu. Aku pun telah ikhlas disaat kau mengacuhkanku dan
meninggalkanku. Darimu, aku belajar akan banyak hal tentang kehidupan. Satu hal
yang ingin kau tahu,
“Aku akan tetap
menyayangimu disaat keegoisanku menyuruhku untuk meninggalkanmu”
KARENA
Aku bukanlah seorang
pemeran utama dalam duniaku maupun duniamu....
Sepatah kata untukmu
SAHABAT yang selalu terukir dan melekat
dihatiku hanya “RINDU”...
1 kata 5 Huruf yang
memberikan sejuta arti dan makna akan dirimu...
Seperti halnya cinta,
sahabat muncul dari hal dan kejadian yang terduga. Musuhmu saat ini bisa saja
menjadi sahabatmu di lain hari. Ketika kebencian akan seseorang maka terpikir
bahwa ia musuhmu. Dan ketika cinta dan kasih bernaung di relung hati maka kau
anggap dia SAHABATMU.
Cinta kasih mampu
melunturkan kebencian dan mendatangkan sahabat untukmu.
“Persahabatan itu tidak
perlu seperti filsafat, seperti seni. Itu tak memiliki nilai untuk bertahan
hidup, melainkan itu adalah satu dari beberapa hal yang memberikan nilai untuk
bertahan” -C.S.Lewis-
“Sahabat lama
pergi, sahabat baru berdatangan. Sama
seperti hari-hari biasanya. Hari yang lama pergi, hari yang baru datang. Yang
terpenting dari semua itu adalah bagaimana membuatnya berarti, seorang sahabat
yang berarti atau sebuah hari yang berarti” -Dalai Lama-
Dan ingatlah bahwa masa
lalu sahabatmu bukanlah cerminan dia saat ini. Karena penampilan hanyalah
sampul luar yang tidak menentukan apapun. Kamu harus percaya bahwa persahabatan
adalah Takdir. Meski kecewa selalu ada dalam ruang lingkup PERSAHABATAN tapi
ingatlah satu hal.
“Persahabatan adalah
rencana Tuhan yang paling manis dan tanggungjawab terindah untuk kamu lakukan”.
Dan sahabat ibarat
berlian indah dan mahal yang harus kamu jaga selalu.
Kau tak bisa membangun
PERSAHABATAN tanpa KEPERCAYAAN!
Kepercayaan yang telah
dikhianati akan sulit untuk dibangun kembali. Itulah yang terjadi akan diriku. Sesungguhnya,
saat aku benar-benar percaya kepada seseorang, aku akan benar benar percaya
padanya. Namun, saat kau menghancurkan kepercayaan itu, bagiku saat itulah kau
menghancurkan segala kepercayaanku. Aku tak akan menyalahkan mu, dan aku akan
bilang, “Sudahlah aku yang salah, jangan teruskan perdebatan ini” Karena apa?
Aku sedang marah dan mungkin saja hal yang tak terduga akan terjadi padamu.
Emosional memanglah hal yang melekat dalam diriku.
Semua musnah. Hancurnya
kepercayaan bisa karena berbagai hal, so just you know. Aku pernah mendengar
sebuah kalimat “ Sahabat adalah mereka yang turut bahagia saat kita bahagia”
Dan bukan sahabat yang bahagia di atas kesulitan mu.
Namun pertanyannya
adakah sahabat yang seperti itu?
Tapi bagiku, sejak dulu
aku belum pernah menemukan yang seperti itu.
Detik ini sungguh aku
trauma. Aku trauma untuk percaya lagi pada orang lain.
Aku bahkan tidak berani
lagi berharap dengan persahabatan yang tulus. Dan aku telah mempersiapkan
hatiku agar siap jika nanti tiba-tiba teman-teman yang baik ini harus pergi
meninggalkanku, sama seperti yang lainnya.
Aku sungguh ingin
percaya, meskipun sulit,
Dan semoga tidak ada
lagi kekecewaan.
Aku sungguh ingin
berteman denganmu, sahabat.
-Sahabat sejati akan selalu memaafkan
kesalahan kita tanpa mengungkitnya lagi dan melupakan masalah yang
terjadi dan tidak akan membicarakan masalah kita kepada orang lain,
apalagi menjelek-jelekkan kita-
-Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini
tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian-
-A friend cannot be considered a friend until he is tested in there
occasions: in time of need, behind your back, and after your death. – Ali ibn
Abi Thalib-
-Anyone who criticizes you, cares about your friendship. Anyone
who makes light of your faults, cares nothing about you. – Ibn Hazm-
{7 Oktober
2017-Bubblegray}