LAPORAN
Analisis Kasus Mengenai
Disintegrasi Bangsa
Diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata pelajaran Sejarah
Indonesia
Nama :
Nurul Khotimah
Kelas : XII – AP 1
SMK NEGERI 2 SUMEDANG
Jl.Arief Rakhman Hakim No.59 Sumedang
Telp 0261-201531 Fax. 0261-210097
TAHUN AJARAN 2017/2018
KASUS YANG DIANALISIS (Konflik Dan Pergolakan Yang
Berkaitan Dengan Kepentingan/Vested Interest)
Perang Suku Di Nduga Papua, 1 Warga Tewas dan 38 Luka-Luka
PAPUA - Perang
antar suku di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, yang terjadi
selama sepekan sejak 23 Juni 2017, menyebabkan seorang warga tewas dan 38 warga
terluka. Perang antar suku ini pecah diduga dipicu peperangan sebelumnya yang
belum diselesaikan pada 2016.
Kapolres
Jayawijaya AKBP Yan Piet Reba mengatakan, perang suku yang terjadi selama
seminggu sejak Minggu 23 Juni 2017 sampai Sabtu 1 Juli 2017, menyebabkan satu
korban tewas dan 38 orang terluka. Perang tersebut dipicu oleh perang sebelumnya
dan mengakibatkan korban jiwa, namun belum dilakukan pembayaran kepala (bayar
denda).
“Latar
belakang permasalahan dipicu kejadian di Timika pada 2016. Ada kasus pembunuhan
di Timika dan korban membawa permasalahan ini ke Nduga sehingga terjadi perang
suku. Padahal Pak Bupati sudah menyatakan ketika ada pertikaian (perang),
pemerintah tidak bisa bayar (denda) karena tidak ada APBD untuk pembayaran
denda,” jelas AKBP Yan Piet Reba, Sabtu (1/7/2017).
Untuk
menyelesaikan kasus ini, kepolisian mencoba melakukan dialog dan negoisasi
dengan kedua belah pihak, namun pihak korban yang meninggal dunia tetap ngotot
untuk melanjutkan perang. Kepolisian dan TNI sejak kemarin terus berupaya
menghalau kedua kubu namun tidak diindahkan.
“Kami
terpaksa harus ambil tindakan tegas, satu pihak sudah diamankan agar tidak lagi
berperang. Namun, pihak yang korban masih menuntut sampai pukul 12.00 WITA dan
sudah kami bubarkan dan kembali ke rumah masing-masing,” kata Reba.
Saat
ini situasi kamtibmas di Kota Keneyam, ibu kota Kabupaten Nduga, sudah aman
kondusif. Namun pelayanan ekonomi dan pusat pemerintahan masih lumpuh. “Banyak
warga yang mengungsi ke luar Nduga, mereka mengungsi ke Timika lewat Asmat
menggunakan Longboat dan yang ke Wamena menggunakan pesawat,” ujarnya.
ü
Latar Belakang
Perang suku atau
lebih tepat disebut pertikaian antarsuku merupakan salah satu bentuk konflik
yang lazim terjadi dalam kehidupan di Papua. Gejala timbulnya pertikaian antar
suku-suku di Papua kini bukan hanya akibat struktur sosial budaya setempat, melainkan
bisa terjadi akibat adanya kesalah pahaman yang secara psikologis membentuk
perilaku konflik ketimpangan pembangunan dan kehidupan sosial ekonomi. Beberapa
penyebab terjadinya konflik di Papua antara lain :
- Banyaknya warga pendatang baru yang berasal dari luar Papua. Timika sebagai daerah perusahaan merupakan magnet bagi para imigran yang datang dari luar Papua untuk mencari kehidupan yang lebih layak dengan mencari pekerjaan di Timika.
- Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan di Papua. Faktor penyubur konflik lainnya misalnya sektor pendidikan dan kesehatan yang tak berjalan baik. Ibaratnya jika tingkat pendidikan baik maka masyarakat tak mudah terpengaruh oleh rayuan provokator sehingga tak mudah timbul konflik. Dalam banyak kasus, miras juga menjadi penyebab konflik yang berkepanjangan di Timika. Namun hal ini tak pernah disikapi pemerintah daerah setempat.
- Kalangan pemuda yang tidak menuruti ketua adat
- Balas dendam masih menjadi budaya di Papua
- Balas dendam masih menjadi budaya di Papua
- Provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sedangkan dalam kasus ini, perang
suku yang terjadi di Papua dikarenakan oleh adanya kasus
pembunuhan di Timika dan korban membawa permasalahan ini ke Nduga sehingga
terjadi perang suku. Perang tersebut dipicu oleh perang sebelumnya di Timika
pada tahun 2016 dan mengakibatkan korban jiwa, namun belum dilakukan pembayaran
kepala (bayar denda). Padahal pemerintah sudah menyatakan ketika ada pertikaian
(perang), pemerintah tidak bisa bayar (denda) karena tidak ada APBD untuk
pembayaran denda. Menurut saya korban - korban ini merasa pemerintah tidak adil dalam menyelesaikan
kasus ini. Oleh karena itu suku tersebut melakukan perang atau pertikaian untuk
meminta keadilan. Padahal belum tentu dengan menjadikan jalan perang menjadi
solusi yang terbaik. Karena dengan kedua suku tersebut melakukan kembali perang
maka akan berjatuhan kembali korban jiwa dan sebenarnya ada salah paham
diantara kedua suku dengan pemerintah Papua.
ü Dampak Dari
Konflik Antar Suku Di Papua
Konflik yang terjadi
di Papua sangat erat berkaitan dengan balas dendam, tidak setuju dengan
kebjakan pemerintah sehingga timbul pertikaian antara satu sama lain. Beberapa
dampak dari adanya konflik di Papua antara lain :
a. Rusaknya
fasilitas umum, karena konflik dalama sebuah pertikaian atau perang bukan hanya
merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan khalayak umum, tempat yang mereka
jadikan untuk berperang bisa jadi menjadi rusak bahkan hancur dan itu sangat merugikan.
b. Hancurnya
pemukiman warga, dengan menggunakan senjata – senjata saat konflik terjadi
membuat pemukiman atau barang-barang lain yang dekat dengan tempat kejadian
perang bisa saja terkena lemparan senjata yang digunakan dan mengakibatkan
kerusakan yang disengaja ataupun tidak disengaja.
c. Jatuhnya
korban, baik yang luka-luka maupun tewas. Memang dalam setiap pertikaian pasti
ada korban yang berjatuhan, dalam kasus perang suku di Papua pun menyebabkan
seorang warga tewas dan 38 warga terluka.
d. Warga
yang tidak bersalah juga ikut menjadi korban, sehingga dapat menimbulkan dampak
psikologis dan kesalahpahaman.
e. Masyarakat
sekitar merasa tidak aman dengan adanya konflik yang terjadi.
f. Menimbulkan
perpecahan di masyarakat atau disintegrasi.
g. Hilangnya
rasa kepercayaan dalam masyarakat dan menumbuhkan rasa saling berprasangka satu
sama lain.
ü Sikap Pemerintah
Terhadap Konflik Yang Terjadi
Konflik yang terjadi seharusnya
dapat terselesaikan dengan baik agar tidak terulang lagi di masyarakat. Namun pada kenyataannya ketika ada konflik
terjadi kemudian masalahnya selesai, setelah itu konflik terjadi lagi dan
tentunya menimbulkan dampak yang merugikan lagi bagi masyarakat. Dengan terjadinya konflik yang tidak tuntas secara
keseluruhan menjadikan kesan bahwa Negara ini tidak aman.
Dalam menangani konflik di Papua,
pemerintah harus melakukan upaya yang bener-benar serius. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
pemerintah dalam menangani konflik antarsuku di Papua. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Melakukan
sosialisasi tentang pentingnya kebersamaan.
b. Memperbaiki
tingkat pendidikan di Papua.
c. Memberikan
lapangan kerja yang cukup bagi masyarakat Papua.
d. Meningkatkan
kewaspadaan aparat keamanan di daerah-daerah yang rawan dengan konflik.
ü Disintegrasi
Yang Berkaitan Dengan Kepentingan/ Vested Interest
Perang
antar suku di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, yang terjadi
selama sepekan sejak 23 Juni 2017, menyebabkan seorang warga tewas dan 38 warga
terluka. Perang antar suku ini pecah diduga dipicu peperangan sebelumnya yang
belum diselesaikan pada 2016. Perang tersebut dipicu oleh perang sebelumnya dan
mengakibatkan korban jiwa, namun belum dilakukan pembayaran kepala (bayar
denda). Pemerintah sudah menyatakan ketika ada pertikaian (perang), pemerintah
tidak bisa bayar (denda) karena tidak ada APBD untuk pembayaran denda.
Untuk
menyelesaikan kasus ini, kepolisian mencoba melakukan dialog dan negoisasi
dengan kedua belah pihak, namun pihak korban yang meninggal dunia tetap ngotot
untuk melanjutkan perang. Kepolisian dan TNI sejak kemarin terus berupaya
menghalau kedua kubu namun tidak diindahkan
Setelah
memahami kasus yang tejadi di Papua tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pertikaian atau perang antara dua suku tersebut berkaitan dengan kepentingan
atau Vested Interest, karena kedua
suku tersebut mementingkan harga diri mereka yang lebih tertuju pada ego kedua
suku itu yang mengakibatkan tidak adanya tenggang rasa kesatuan dan kebersamaan
guna menyelesaikan pertikaian ini. Telah dijelaskan bahwa pemerintah Papua
tidak bisa membayar denda karena tidak adanya APBD untuk pembayaran denda pada
saat terjadinya pertikaian atau perang. Sebenarnya jika dilihat dari sudut
pandang konflik yang terjadi hal ini memang bermula dari kurangnya kesadaran
untuk berdamaian satu sama lain. Dengan ego yang mereka miliki membuat
permasalahan ini tidak pernah selesai. Dan misalnya konflik telah selesai
mereka akan mengungkit ungkit kembali permasalahan yang pernah terjadi. Ketika
kesadaran dan rasa kerjasama hilang dari diri mereka maka bukanlah sebuah
kemajuan untun bangsa ini melainkan perpecahan yang akan datang. Tanpa adanya
dasar pemikiran yang sama dalam diri mereka dan kurangnya sosialisasi dari
pemerintah untuk memperkuat pertahanan dan keamanan untuk kesatuan NKRI,
menjadikan warga negara menjadi brutal untuk mementingkan kepentingannya
sendiri atau kelompoknya.
Disintegrasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu
negara yaitu berupa perpecahan di dalam negara tersebut. Disintegrasi ada yang
berkaitan dengan ideologi, kepentingan, dan juga pemerintahan.
Disintegrasi yang berkaitan dengan kepentingan maksudnya adalah,
perbedaan kepentingan baik itu perbedaan kepentingan antara individu maupun
kelompok yang dapat memicu perselisihan,
sehingga berujung pada Disintegrasi atau perpecahan.
Sebab perbedaan kepentingan yang tidak diluruskan dengan
musyawarah dan rasa kerukunan, sudah pasti akan menimbulkan perpecahan, karena
keegoisanlah yang menimbulkan perpecahan itu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian, dan latar belakang yang
berbeda-beda juga memiliki kepentingan masing-masing. Ada yang sejalan dan ada
yang tidak. Kadang-kadang orang melakukan hal yang sama tetapi untuk tujuan
yang berbeda-beda. Sehingga akibat perbedaan itu dapat menimbulkan
perselisihan. Apabila perselisihan itu menjadi konflik yang rumit dan memuncak
maka inilah pangkal perpecahan bangsa.
Kepentingan pribadi ataupun kelompok yang terkadang simpangsiur,
tindih menindih, selalu ingin didahulukan, dan tidak ada yang mau mengalah.
Mereka hanya mengutamakan kepentingan kelompok mereka sendiri. Yang penting
urusan mereka terwujud.
Jika kepentingan dan keinginan mereka tidak terwujud dan kalah,
mereka bisa bertindak di luar batas hingga bertekad untuk melakukan
separatisme, dan berdiri sendiri sesuai keinginan mereka.
Disintegrasi
adalah masalah kompleks yang akan terus hadir bagi Indonesia, ini merupakan PR
berharga bagi pemerintah dan kita semua yang tidak menginginkan perpecahan.
Potensi
disintegrasi bangsa pada masa kini bisa saja benar-benar terjadi bila bangsa
Indonesia tidak menyadari adanya potensi semacam itu. Karena itulah kita harus
selalu waspada dan terus melakukan upaya untuk menguatkan persatuan bangsa
Indonesia.
Karena memang sulit bagi kita
mengontrol kemauan atau ego yang melekat pada diri karena mereka sukar untuk
melepas posisi atau kedudukan sehinggamenjadi penghalang terjadinya sebuah
perubahan. Indonesia memang memiliki beragam suku, agama,ras dan budaya yang
berbeda dan karakter yang berbeda. Seharusnya kita mengingat kembali perjuangan
yang para pahlawan lakukan pada masa lampau, sejarah telah membuktikan bahwa
konflik yang terjadi pada masa lalu berpotensi sebagai terjadinya disintegrasi
bangsa yang dapat merusak persatuan negeri ini.Maka ada baiknya jika kita
belajar dari masa lalu yang juga pernah diwarnai dengan aneka proses konflik
dengan segala akibat yang merugikan, baik jiwa, fisik,materi,psikis dan
penderitaan. Karena sejarah memberikan kita pelajaran atau hikmah bagi
kehidupan di masa sekarang maupun yang akan datang.
ü Penyelesaian
Agar Konflik Tidak Terulang Kembali
Konflik
di Papua terjadi hampir beberapa tahun terakhir. Hal ini karena belum adanya penanganan secara
tuntas mengenai konflik itu sendiri, selain kendala sosial maupun geografis di
Papua tentunya. Kesadaran akan hukum dan
kebersamaan masyarakat khususnya masyarakat adat Papua yang masih rendah juga
menyebabkan sulitnya penyelesaian konflik secara tuntas. Namun, tidak ada salahnya mencoba dan terus
berusaha mencari solusi dan melakukan tindakan agar konflik terselesaikan. Perlunya kerja sama dari setiap elemen
masyarakat, baik dari warga, dan juga pemerintah akan sedikit demi sedikit
menyelesaikan konflik. Masyarakat bisa
melakukannya dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya hukum dan saling
menghargai sesama manusia. Sementara
pemerintah dan aparat keamanan lebih membentuk konsep peningkatan kewaspadaan
dan kecepatan melerai konflik agar tidak meluas dan berkelanjutan.
Untuk mendukung terciptanya
keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta upaya-upaya apa yang
akan ditempuh, maka disarankanbeberapa langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah
perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan suatu
rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran
untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa
paksaan dari setiap warga negara atas segala perbedaannya.
2. Setiap
pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi, dalam membuat
aturan atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen
masyarakat sebagai warga negara.
3. Setiap
warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan tatanan yang
berlaku, kalau perlu diambil sumpah seperti halnya setiap prajurit yang akan
menjadi anggota TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan Undang-undang.
Konflik antar suku di Papua
hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi setiap warga Negara di
Indonesia. Mengingat di daerah-daerah
lain di Indonesia juga sering terjadi konflik, maka semua elemen masyarakat
harus bisa bekerja sama menyelesaikan konflik yang terjadi. Papua yang kaya akan sumber daya alam harus
mempunyai sumber daya manusia yang baik agar kekayaan alam Papua tidak terus
menerus diekspolitasi oleh pihak asing. Penyebab-penyebab terjadinya konflik di
Papua harus segera diatasi. Dengan
pertimbangan yang matang, penyebab konflik harus dianalisa secara
mendalam.
ü SUMBER
1. Buku
paket Sejarah Indonesia
2. Internet
Albion Bengkirai. Konflik Antar Suku di Indonesia. This WordPress.com site is the
bee's knees.20 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari :
Anne Ahira. Berbagai kasus perang antarsuku di Indonesia dan penyelesaiannya.Tak
tau. Tau untuk berbagi anneahira untuk Indonesia. 28 Juni 2012 [dikutip 27
November 2015]. Tersedia dari : http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm
Ali.
Pengertian konflik, macam-macam konflik dan faktor-faktor konflik. Kumpulan
Pengertian Menurut Para Pakar. Maret 2015 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia
dari : http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html#_
3. Analisis
sendiri atau landasan pemikiran sendiri